Setiap
masyarakat termasuk masyarakat melayu pada umumnya, melayu Kepulauan Natuna
pada khususnya telah mempunyai kedudayaan tersendiri yang dijadikan sebagai
acuan dan dorongan dalam menggapai apa yang diharapkan berpungsi sebagai
identitas, kepribadian, dan sarana komunikasi dalam memperkenalkan daerah
masing-masing. Pada kesempatan ini saya mencoba mengkeritik Teater Mendu
Kesenian Kabupaten Natuna.
Mendu adalah salah satu kesenian
khas Kabupaten Natuna yang berawal dari Pulau Laut, beberapa sumber menyebutkan
bahwa pada awalnya kesenian Mendu dimainkan dan dikembangkan oleh Orang Kaya
Maddun. Karena kedudukan orang kaya sangan kuat di Pulau Laut saat itu, maka
permainan ini sangat cepat berkembang keseluruh wilayah kepulauan sekitar.
Semenjak mulai dikembangkan, kesenian mendu ini selalu menggunakan syeh yang
dibangkitkan atau dipanggil melalui mantra-mantra orang-orang menjadi tertarik
untuk menyaksikan musik beserta nyanyian yang dilanturkan dalam pementasan kesenian
mendu, jika bunyi musik dan nyanyian
mendu dilanturkan maka orang-orang sanggup datang dari jauh-jauh bahkan tidak
pulang jika penampulan belum selesai hingga larut malam.
Mendu adalah kesenian tiater rakyat
khas Natuna yang mengisahkan tentang terbuangnya Putri Siti Mahdewi di tengah
hutan yang berada di wilayah kerajaan Antapura karena kutukan sihir. Sang Putri
terkena kutukan sihir karena menolak untuk diperistrikan oleh Raja Laksemalik.
Dalam perjalanan nya di tengah hutan, putri bertemu dengan dua orang pemuda
bersaudara yang gagah dan tampan yakni Dewa Mendu dan adiknya Angkara Dewa.
Kedua pemuda bersaudara ini langsung memberikan pertolongan dengan membebaskan
sang putri dari kutukan sihir. Namun kedua pemuda bersaudara ini akhirnya
berselisih paham karena masing-masing menyukai putri Siti Mahdewi. Akhirnya
sang adik pun mengalah dan putri Siti Mahdewi dipersunting oleh sang kakak Dewa
Mendu. Kesenian ini telah ada sejak tahun 1970.
Pada zaman dulu pertunjukan Mendu
ini memiliki durasi sampai dengan 44 malam. Pementasan hari pertama hingga hari
yang keempat puluh empat berlangsung hingga setiap malam. Hanya saja dalam
perkembangannya kini pertunjukannya dapat dipersingkat hingga satu sampai dua
hari bahkan bisa menjadi 2 jam saja.
Di dalam kesenian Mendu ada dialog
dan nyanyian. Lagu-lagu tersebut sebanyak sebagai tersebut: 1, Lagu nomor Satu, Antara Dewa Mendu dengan Mamak Mentri.
2, Lagu serawak. 3, Lagu inda, Dewa Mendu dengan Wasir Mentri. 4, Lagu Pecah
Wangkang. 5, Lagu Catuk, Lagu untuk Pahlawan. 6, Lagu Lemak Lamun, Dewa Mendu
dengan Anaknya. 7, Lagu Singkawang, Dewa Mendu dengan Anaknya. 8, Lagu Bawang
Putih, Tuan Putri sedang bermain di taman bunga. 9, Lagu air mawar, saat
berperang. 10, Lagu hilang Wayat, saat berladung. 11, Lagu Taru Inai, Lahu Tok
Imam, Tok Niaga, Tok Ketet. 12, Lagu membawa nasib. Tuan Putri saat berduka.
13, Lagu berkelana Kumum, pengiring saat berjalan di hutan. 14, Lagu Lakau,
Datuk Mentri saat berperi.
Setiap menciptakan segala hal pasti
ada kelebuhan dan kekurangan. Di dalam teater mendu ini terdepat kekurangan dan
kelebihannya. Kekurangan Teater Mendu yaitu: 1, Lagu-lagu yang diiringin dalam Seni
Teater Mendu ini sangat sulit ditemukan, jadi. Sulit untuk dipelajari dan
dimainkan khalayak umum. 2, waktu yang dipersembahakan cukup lama.Sedangkan Kelebihan
dalam seni Teater Mendu ini iyalah: 1, Seni Teater Mendu Mengambarkan Khas
Khazana dalam masyarakat Kabupaten Natuna.
Saran
Persoalan
tersebut tidak perlu dipermasalahan yang perting perlu dicari solusinya. Untuk
itu sangat sayangnya andai kata suatu ciptaan dan karangan tidak dirasakan dan
dinikmati sunggu sayang sekali. Oleh karena itu, pengembangan seni Teater Mendu
Kabupaten Natuna perlu diarahkan pada pengembangan Teater nasional dan
internasional yang berorientasi pada pelestarian budaya. Jika berhasil
diciptakan pengembangan Teater Mendu yang memperhatikan kelestarian budaya,
dapat diyakini bahwa dari waktu ke waktu Kabupaten Natuna akan tetap eksis
sebagai daerah yang memiliki akar budaya yang kreatif dan mampu menjadi
menyesuaikan diri bersama dengan pengembangan Teater.
NAMA INDRA KELAS B.1
MATA KULIAG SANGGAR SASTRA
DOSEN PEMBIMBING Drs. Suhardi, M. Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar