“MONOLOG
TOPENG”
Karya : Rachman
Sabur
PENGGALAN
TEKS SATU (1)
SANG PEMAIN MEMBAWA PETI TOPENG,
LENGKAP DENGAN SEGALA PERALATAN TETABUHANNYA. TETABUHAN DIMAINKAN. SANG PEMAIN
MENGELUARKAN TOPENG HITAM DAN TOPENG PUTIH DARI DALAM PETI TOPENG. DIMAINKANNYA
KEDUA TOPENG ITU DENGAN TANGANNYA DAN MULUTNYA MENEMBANGKAN SULUK PEPERANGAN. SANG PEMAIN LAIKNYA SEORANG DALANG.
Wajah kita
adalah topeng-topeng.
Semua wajah
bertopeng.
Topengku
dan topengmu saling menterjemahkan isyarat.
Ayo! Siapa
diantara kita bersedia menanggalkan topeng dirinya?
Aku tahu
wajahmu dan kaupun tahu wajahku.
Topengmu
dan topengku saling menatap jahat!
Wajah-wajah
dibalik topeng.
Topeng-topeng
bercengkrama dipanggung hidup,
Lalu saling
bunuh!
Topengmu
dan topengku bergerak terus bergerak,
Menarikan
kehidupan,
Menarikan
kematian…
PENGGALAN
TEKS DUA (2)
BUNYI
TETABUHAN DIMAINKAN KEMBALI. SANG
PEMAINMENGENAKAN TOPENG PUTIH.
Waska! Aku
dengar kemiskinanmu dimana-mana.
Lapar badan
dan lapar jiwa telah membuatmu angkuh.
Dan kau tak
pernah takut mati.
Kau dengar
Waska? Nasibmu bagai kereta waktu.
Berjalan
terus berjalan.
Menelusuri
rel-rel kehidupan yang kumal.
Yang telah
begitu lama kau kenal.
Waska! aku
lihat borok-borok ditubuhmu pagi hari.
Dan kau tak
perduli matahari.
Sementara
kau diam membisu.
Kereta
waktumu lewat begitu saja.
Perjalanan
hendak kemana Waska?
Dan kau
tetap tak perduli.
Waska! aku
lihat sinar dimatamu merah menyala-nyala.
Waska! kau
dengar?
Berjuta-juta
orang meneriakkan lapar dibelakangmu.
Waska-Waskamu
meraung-raung.
Mereka
menggeram lapar.
Mereka
menatap nanar.
Mereka
berkeliaran dimana-mana.
Waska!
Waska gelisah dimana-mana.
Mereka
mengembara keseluruh penjuru kota.
Mencari-cari
kuburnya sendiri.
Menggali-gali
kuburnya sendiri.
Lalu
tentang impian besarmu.
Tentang
perampokan semesta.
Mengendap
dalam kekosongan yang purba.
Waska! aku
melihat kau bunuh diri.
Kekosongan
dan nasibmu telah sempurna.
PENGGALAN
TEKS TIGA (3)
SANG PEMAIN
MEMBUKA DAN MENUTUP PETI TOPENG BERULANG KALI. KEMUDIAN SUNYI. SANG PEMAIN MEMBUKA TOPENGNYA.
Begitulah,
kegelisahan dramatik yang terjadi dari seorang tokoh legendaris yang ada dalam
lakon sandiwara umang-umang.
Tapi apakah
benar Waska itu telahmati?
Telah bunuh
diri?
Apakah
benar?
Waska
sebelumnya pernah bertemu dengan malaikat pencabut nyawa?
Dan apakah
benar Waska itu gila?
Untuk lebih
jelasnya saya akan menghubungi dia.
Mudah-mudahan
Waska mau menjawab pertanyaan-pertanyaan saya.
Permisi,
saya memanggil Waska.
Waska…!
Waska…! Waska…!
Waskaaaaaaa…!
Waskaaaaaaaaaa…!
PENGGALAN
TEKS EMPAT (4)
SANG PEMAIN
MENGENAKAN TOPENG HITAM. BUNYI TETABUHAN DARI PETI TOPENG MENGIRINGI KEMUNCULAN
WASKA.
Sebelum
saya menjawab pertanyaan-pertanyaan sahabat saya, kiranya saya perlu
menjelaskan, bahwa saya bukan lagi seorang Waska. Saya adalah seorangSemar.Dan siapa bilang saya ini sudah mati? He…he…he…itu kan hanya dalam lakon sandiwara saja.
Sungguh
saudara!
Saya belum
mati.
Sayabelum
ingin mati.
Saya masih
cinta hidup.
Kecintaan
saya terhadap kehidupan ini begitu luar biasa! kalau ada yang mendengar kabar
bahwa saya telah mati, ituisyu! jangan percaya! orang saya masih hidup,
dikatakan sudah mati? bagaimana ini? lalu dikatakan juga bahwa saya ini,
katanya pernah bertemu denganmalaikat Jibril? bohong itu! Lha, saya hanya
pernah bermimpi ketemu dengan almarhum Mbah saya.
Masa Mbah
saya dikatan malaikat? itu mengadaada…
Itu
berlebihan.
Jangan-jangan
malaikat Jibril nantinya tersinggung dan almarhum Mbah saya juga tersinggung
oleh fitnah ini.
Baik,
sekarang pertanyaan mana lagi yang belum saya jawab?
Oh ya!
tentang proyek “Jembatan Surga “.
Proyek itu
adalah proyek kemanusiaanreligi yang paralel dengan bisnis juga.
Tidak
apa-apa kan? halalkan?
Proyek itu juga bisa dikatakan sebagai rasa syukur saya kepada Tuhan yang
telah memberikan rejeki yang berlimpah.
Karena
terus terang saja, kehidupan sayasebelumnya tidak seperti sekarang ini. Astaga!
saya jadi teringat kembali ke masa hidup saya dulu.
Masa sulit
dan pailit…
Tapi maaf…
Sekali
lagisaya mohon maaf…
Saya harus segera pergi.
Saya harus
memimpin rapat para pemegang saham.
Saya pikir,
saya sudah menjawab semua pertanyaan.
Maaf, saya
harus segera pergi.
PENGGALAN
TEKS KE LIMA (5)
SANG PEMAIN
BERGERAK KE PETI TOPENG DAN MEMBUKA TOPENGNYA. LALU KEMBALI KE PENONTON
Bagaimana
saudara-saudara? meskipun belum puas, tapi untuk sementara kita puas-puaskan
saja dulu. Dan yang jelas, bahwa Waska masih hidup sehatwal’afiat, segar bugar.
Kalaupun sekarang ia berganti nama menjadi Semar, itu semata karena kebutuhan
administrasi saja. Bagaimanapun ia tetap seorangWaska.
Sekali
Waska tetap Waska! Hidup Waska!
Nah,
sekarang mari kita berikan kesempatan bicara kepada Semar. Barangkali ia juga
ingin menyampaikan sesuatu.
Segera akan
saya panggil Semar. Semaaaaaaaarr…!
Semaaaaaaarrr…!
Semaaaaaaaaaaarrr…!
PENGGALAN
TEKS KE ENAM (6)
SANG PEMAIN
BERGERAK MENCARI-CARI SEMAR DIANTARA PENONTON. KEMUDIAN IA MENGENAKAN TOPENG
HITAM.
Maaf,
sebelum saya bicara lebih jauh, terlebih dahulu saya harus meluruskan sebuah
kebengkokan. Saya bukan Semar, saya adalah Waska. Saya betul-betulWaska. Memang banyak sekali orang bernama Waska. Tapi saya adalah
Waska yang paling Waska. Waska dari segala Waska. Dunia saya adalah duniaWaska.
Penderitaan saya adalah penderitaann Waska. Borok saya adalah borok Waska.
Sakit saya adalah sakit Waska. Dendam saya adalah dendam Waska.Kemiskinan saya adalah kemiskinan Waska. Lapar saya adalah lapar Waska.
PENGGALAN
TEKS KE TUJUH (7)
IA MEMUKUL-MUKUL PETI TOPENG. IA SEMAKIN GELISAH.
Bagaimana lagi saya harus menjelaskan? bagaimana lagi Waska?
Percuma
saja saya menjelaskan karena mereka tidak punya telinga.
Berfikir
Waska! berfikir!
Percuma
saja saya berfikir karena mereka tidak mau menerima pikiran orang lain.
Berdo’a
Waska! Berdo’a!
Percuma
saja saya berdo’a karena Tuhan sudah tidak mau mendengar.
Lebih baik
saya diam.
Diam bagai
batu.
Saya memang
batu. Batu yang angkuh!
Sayaharus
menjadi angkuh karena semua orang telah menjadi musuh.
Istirahatlah
Waska.
Kau begitu
lelah… tidurlah.
Siapa
bilang saya lelah? aku tidak lelah! bangsat! mereka mengunyah-nguyah dagingku!
mereka menghisap darahku!
Ah…
Pandangan mataku meremang.
Kepalaku
seakan mau copot.
Tubuhku…Oh
tubuhku…begitu kaku dan berat.
Lidahku?kenapa
lidahku?
PENGGALAN
TEKS KE DELAPAN (8)
TUMBANG
Bertahanlah
Waska! Bangkitlah Waska! Ayo bangkitlah Waska!
PENGGALAN
TEKS KE SEMBILAN (9)
BANGKIT
Ya…aku
harus bangkit…aku harus bertahan. Kubuktikan aku adalah seorang Waska…
PENGGALAN
TEKS KE SEPULUH (10)
TUMBANG
Berdirilah
Waska! Ayo berdiri! Kau harus berdiri diatas kakimu
sendiri!
PENGGALAN
TEKS KE SEBELAS (11)
BANGKIT
Aku harus berdiri! Ayo kaki! Berjalanlah!
PENGGALAN
TEKS KE DUA BELAS (12)
TUMBANG
Waska! ayo bangkitlah! buktikan bahwa kau adalah seorang Waska!
PENGGALAN
TEKS KE TIGA BELAS (13)
BANGKIT
Waska! buktikan bahwa kau adalah batu yang angkuh! Ayo buktikan Waska!
PENGGALAN
TEKS KE EMPAT BELAS (14)
TUMBANG
Bangsat!
Aku masih tetap seorang Waska. Aku masih bisa bangkit, berdiri dan berjalan. Ayo kaki! Berjalanlah! Kemana kau suka! Ayo kaki! kau
harusberjalan! Mengembaralah ke gunung-gunung, ke bukit-bukit, ke lembah-lembah.
Carilahmata air yang sejuk untuk membasuh kakimu yang lesu…untukmengobati luka hatimu.O... betapa sejuknya mata air itu menyentuh kepalaku yang mau
pecah…
PENGGALAN
TEKS KE LIMA BELAS (15)
BANGKIT DAN
TUMBANG
O... rupanya aku ini betul-betul sudah tua…aku lelah…Ya
Tuhan…sungguh! aku sudah terlalu lelah…
PENGGALAN
TEKS KE ENAM BELAS (16)
BANGKIT DAN
TUMBANG
Waska!Bertahanlah
Waska! Bukalah hatimu! Bukalah pikiranmu!
PENGGALAN
TEKS KE TUJUH BELAS (17)
BANGKIT DAN
TUMBANG
Aku sudah
tidak tahan lagi…aku sekarat…Ya Tuhan…
PENGGALAN
TEKS KE DELAPAN BELAS (18)
TUMBANG
IA
MENANGIS. KEMUDIAN SUNYI. BEBERAPA SAAT KEMUDIAN SANG PEMAIN BANGKIT SAMBIL
MEMBUKA TOPENGNYA.
Begitu
besar penderitaan Waska. Begitu besar keinginan Waska untuk hidup dan bertahan
menjadi seorang manusia. Begitu indah dan
menyakitkan.Sekarang akan saya panggil keduanya. Waska...! Semaaar...!
Waskaaaaaaaaa…!
Semaaaaaaaaarrrr…!
PENGGALAN
TEKS KE SEMBILAN BELAS (19)
SUNYI
Semar
adalah Semar, Waska adalah Waska. Seorang Waska
menginginkanmenjadi seorang Semar dan seorang Semar menginginkan menjadi
seorangWaska. Keduanya bisa ada, dan keduanya bisa juga tidak pernah ada….