Senin, 18 November 2013

MONOLOG TOPENG




“MONOLOG TOPENG”
Karya : Rachman Sabur
PENGGALAN TEKS SATU (1)
SANG PEMAIN MEMBAWA PETI TOPENG, LENGKAP DENGAN SEGALA PERALATAN TETABUHANNYA. TETABUHAN DIMAINKAN. SANG PEMAIN MENGELUARKAN TOPENG HITAM DAN TOPENG PUTIH DARI DALAM PETI TOPENG. DIMAINKANNYA KEDUA TOPENG ITU DENGAN TANGANNYA DAN MULUTNYA MENEMBANGKAN SULUK PEPERANGAN. SANG PEMAIN LAIKNYA SEORANG DALANG.
Wajah kita adalah topeng-topeng.
Semua wajah bertopeng.
Topengku dan topengmu saling menterjemahkan isyarat.
Ayo! Siapa diantara kita bersedia menanggalkan topeng dirinya?
Aku tahu wajahmu dan kaupun tahu wajahku.
Topengmu dan topengku saling menatap jahat!
Wajah-wajah dibalik topeng.
Topeng-topeng bercengkrama dipanggung hidup,
Lalu saling bunuh!
Topengmu dan topengku bergerak terus bergerak,
Menarikan kehidupan,
Menarikan kematian…

PENGGALAN TEKS DUA (2)
BUNYI TETABUHAN DIMAINKAN KEMBALI. SANG PEMAINMENGENAKAN TOPENG PUTIH.
Waska! Aku dengar kemiskinanmu dimana-mana.
Lapar badan dan lapar jiwa telah membuatmu angkuh.
Dan kau tak pernah takut mati.
Kau dengar Waska? Nasibmu bagai kereta waktu.
Berjalan terus berjalan.
Menelusuri rel-rel kehidupan yang kumal.
Yang telah begitu lama kau kenal.
Waska! aku lihat borok-borok ditubuhmu pagi hari.
Dan kau tak perduli matahari.
Sementara kau diam membisu.
Kereta waktumu lewat begitu saja.
Perjalanan hendak kemana Waska?
Dan kau tetap tak perduli.
Waska! aku lihat sinar dimatamu merah menyala-nyala.
Waska! kau dengar?
Berjuta-juta orang meneriakkan lapar dibelakangmu.
Waska-Waskamu meraung-raung.
Mereka menggeram lapar.
Mereka menatap nanar.
Mereka berkeliaran dimana-mana.
Waska! Waska gelisah dimana-mana.
Mereka mengembara keseluruh penjuru kota.
Mencari-cari kuburnya sendiri.
Menggali-gali kuburnya sendiri.
Lalu tentang impian besarmu.
Tentang perampokan semesta.
Mengendap dalam kekosongan yang purba.
Waska! aku melihat kau bunuh diri.
Kekosongan dan nasibmu telah sempurna.
PENGGALAN TEKS TIGA (3)
SANG PEMAIN MEMBUKA DAN MENUTUP PETI TOPENG BERULANG KALI. KEMUDIAN SUNYI. SANG PEMAIN MEMBUKA TOPENGNYA.
Begitulah, kegelisahan dramatik yang terjadi dari seorang tokoh legendaris yang ada dalam lakon sandiwara umang-umang.
Tapi apakah benar Waska itu telahmati?
Telah bunuh diri?
Apakah benar?
Waska sebelumnya pernah bertemu dengan malaikat pencabut nyawa?
Dan apakah benar Waska itu gila?
Untuk lebih jelasnya saya akan menghubungi dia.
Mudah-mudahan Waska mau menjawab pertanyaan-pertanyaan saya.
Permisi, saya memanggil Waska.
Waska…! Waska…! Waska…!
Waskaaaaaaa…! Waskaaaaaaaaaa…!

PENGGALAN TEKS EMPAT (4)
SANG PEMAIN MENGENAKAN TOPENG HITAM. BUNYI TETABUHAN DARI PETI TOPENG MENGIRINGI KEMUNCULAN WASKA.
Sebelum saya menjawab pertanyaan-pertanyaan sahabat saya, kiranya saya perlu menjelaskan, bahwa saya bukan lagi seorang Waska. Saya adalah seorangSemar.Dan siapa bilang saya ini sudah mati? He…he…he…itu kan hanya dalam lakon sandiwara saja.
Sungguh saudara!
Saya belum mati.
Sayabelum ingin mati.
Saya masih cinta hidup.
Kecintaan saya terhadap kehidupan ini begitu luar biasa! kalau ada yang mendengar kabar bahwa saya telah mati, ituisyu! jangan percaya! orang saya masih hidup, dikatakan sudah mati? bagaimana ini? lalu dikatakan juga bahwa saya ini, katanya pernah bertemu denganmalaikat Jibril? bohong itu! Lha, saya hanya pernah bermimpi ketemu dengan almarhum Mbah saya.
Masa Mbah saya dikatan malaikat? itu mengadaada…
Itu berlebihan.
Jangan-jangan malaikat Jibril nantinya tersinggung dan almarhum Mbah saya juga tersinggung oleh fitnah ini.
Baik, sekarang pertanyaan mana lagi yang belum saya jawab?
Oh ya! tentang proyek “Jembatan Surga “.
Proyek itu adalah proyek kemanusiaanreligi yang paralel dengan bisnis juga.
Tidak apa-apa kan? halalkan?
Proyek itu juga bisa dikatakan sebagai rasa syukur saya kepada Tuhan yang telah memberikan rejeki yang berlimpah.
Karena terus terang saja, kehidupan sayasebelumnya tidak seperti sekarang ini. Astaga! saya jadi teringat kembali ke masa hidup saya dulu.
Masa sulit dan pailit…
Tapi maaf…
Sekali lagisaya mohon maaf…
Saya harus segera pergi.
Saya harus memimpin rapat para pemegang saham.
Saya pikir, saya sudah menjawab semua pertanyaan.
Maaf, saya harus segera pergi.

PENGGALAN TEKS KE LIMA (5)
SANG PEMAIN BERGERAK KE PETI TOPENG DAN MEMBUKA TOPENGNYA. LALU KEMBALI KE PENONTON
Bagaimana saudara-saudara? meskipun belum puas, tapi untuk sementara kita puas-puaskan saja dulu. Dan yang jelas, bahwa Waska masih hidup sehatwal’afiat, segar bugar. Kalaupun sekarang ia berganti nama menjadi Semar, itu semata karena kebutuhan administrasi saja. Bagaimanapun ia tetap seorangWaska.
Sekali Waska tetap Waska! Hidup Waska!
Nah, sekarang mari kita berikan kesempatan bicara kepada Semar. Barangkali ia juga ingin menyampaikan sesuatu.
Segera akan saya panggil Semar. Semaaaaaaaarr…!
Semaaaaaaarrr…! Semaaaaaaaaaaarrr…!

PENGGALAN TEKS KE ENAM (6)
SANG PEMAIN BERGERAK MENCARI-CARI SEMAR DIANTARA PENONTON. KEMUDIAN IA MENGENAKAN TOPENG HITAM.
Maaf, sebelum saya bicara lebih jauh, terlebih dahulu saya harus meluruskan sebuah kebengkokan. Saya bukan Semar, saya adalah Waska. Saya betul-betulWaska. Memang banyak sekali orang bernama Waska. Tapi saya adalah Waska yang paling Waska. Waska dari segala Waska. Dunia saya adalah duniaWaska. Penderitaan saya adalah penderitaann Waska. Borok saya adalah borok Waska. Sakit saya adalah sakit Waska. Dendam saya adalah dendam Waska.Kemiskinan saya adalah kemiskinan Waska. Lapar saya adalah lapar Waska.

PENGGALAN TEKS KE TUJUH (7)
IA MEMUKUL-MUKUL PETI TOPENG. IA SEMAKIN GELISAH.
Bagaimana lagi saya harus menjelaskan? bagaimana lagi Waska?
Percuma saja saya menjelaskan karena mereka tidak punya telinga.
Berfikir Waska! berfikir!
Percuma saja saya berfikir karena mereka tidak mau menerima pikiran orang lain.
Berdo’a Waska! Berdo’a!
Percuma saja saya berdo’a karena Tuhan sudah tidak mau mendengar.
Lebih baik saya diam.
Diam bagai batu.
Saya memang batu. Batu yang angkuh!
Sayaharus menjadi angkuh karena semua orang telah menjadi musuh.
Istirahatlah Waska.
Kau begitu lelah… tidurlah.
Siapa bilang saya lelah? aku tidak lelah! bangsat! mereka mengunyah-nguyah dagingku! mereka menghisap darahku!
Ah…
Pandangan mataku meremang.
Kepalaku seakan mau copot.
Tubuhku…Oh tubuhku…begitu kaku dan berat.
Lidahku?kenapa lidahku?

PENGGALAN TEKS KE DELAPAN (8)
TUMBANG
Bertahanlah Waska! Bangkitlah Waska! Ayo bangkitlah Waska!

PENGGALAN TEKS KE SEMBILAN (9)
BANGKIT
Ya…aku harus bangkit…aku harus bertahan. Kubuktikan aku adalah seorang Waska…

PENGGALAN TEKS KE SEPULUH (10)
TUMBANG
Berdirilah Waska! Ayo berdiri! Kau harus berdiri diatas kakimu sendiri!

PENGGALAN TEKS KE SEBELAS (11)
BANGKIT
Aku harus berdiri! Ayo kaki! Berjalanlah!

PENGGALAN TEKS KE DUA BELAS (12)
TUMBANG
Waska! ayo bangkitlah! buktikan bahwa kau adalah seorang Waska!
PENGGALAN TEKS KE TIGA BELAS (13)
BANGKIT
Waska! buktikan bahwa kau adalah batu yang angkuh! Ayo buktikan Waska!

PENGGALAN TEKS KE EMPAT BELAS (14)
TUMBANG
Bangsat! Aku masih tetap seorang Waska. Aku masih bisa bangkit, berdiri dan berjalan. Ayo kaki! Berjalanlah! Kemana kau suka! Ayo kaki! kau harusberjalan! Mengembaralah ke gunung-gunung, ke bukit-bukit, ke lembah-lembah. Carilahmata air yang sejuk untuk membasuh kakimu yang lesu…untukmengobati luka hatimu.O... betapa sejuknya mata air itu menyentuh kepalaku yang mau pecah…

PENGGALAN TEKS KE LIMA BELAS (15)
BANGKIT DAN TUMBANG
O... rupanya aku ini betul-betul sudah tua…aku lelah…Ya Tuhan…sungguh! aku sudah terlalu lelah…

PENGGALAN TEKS KE ENAM BELAS (16)
BANGKIT DAN TUMBANG
Waska!Bertahanlah Waska! Bukalah hatimu! Bukalah pikiranmu!

PENGGALAN TEKS KE TUJUH BELAS (17)
BANGKIT DAN TUMBANG
Aku sudah tidak tahan lagi…aku sekarat…Ya Tuhan…





PENGGALAN TEKS KE DELAPAN BELAS (18)
TUMBANG
IA MENANGIS. KEMUDIAN SUNYI. BEBERAPA SAAT KEMUDIAN SANG PEMAIN BANGKIT SAMBIL MEMBUKA TOPENGNYA.
Begitu besar penderitaan Waska. Begitu besar keinginan Waska untuk hidup dan bertahan menjadi seorang manusia. Begitu indah dan menyakitkan.Sekarang akan saya panggil keduanya. Waska...! Semaaar...!
Waskaaaaaaaaa…! Semaaaaaaaaarrrr…!

PENGGALAN TEKS KE SEMBILAN BELAS (19)
SUNYI
Semar adalah Semar, Waska adalah Waska. Seorang Waska menginginkanmenjadi seorang Semar dan seorang Semar menginginkan menjadi seorangWaska. Keduanya bisa ada, dan keduanya bisa juga tidak pernah ada….


Minggu, 17 November 2013

Laporan Praktik Kerja Lapangan di SMP Negeri 11 Tanjungpinang. Mahasiswa UMRAH INDRA


SEJARAH DOA

Doa adalah ritual yang tidak bisa dipisahkan dari kehudupan manusia. Kehadirannya bagaikan mata air yang menghadirkan kesejukan ditengah padang pasir. Doa bagi manusia bagaikan media, saluran dan sinyal yang menghubungkannya dengan Sang pencipta. Doa adalah sebuah harapan yang membuat manusia tidak pernah merasa  takut dan selalu merasa dekat dengan Allah Swt.
Berbicara tentang doa, tentu kita ingin tahu kapan sih doa itu mulai ada? Bagai mana doa mulai dikenal oleh manusia?
Ternyata, doa sudah dikenal oleh manusia pertama (Nabi Adam as) diciptakan oleh Allah Swt. Ketika Nabi Adam diciptakan ruhnya oleh Allah Swt, doa kemudian diajarkan berbagai ilmu loeh Allah Swt.
Allah mahatahu bahwa manusia itu lemah. Ilmu pertama yang dibekalkan pada Adam adalah ilmu tentang tata cara berdoa dan memohon kepada Allah. Dalam kitab “khazinatul Asrar” yang dikutib oleh Labib, MZ dalam buku “pedoman doa dan zikir Mujarob beserta wirid-wirid” menerangkan uraian tentang sejarah surat AL-Fatihah yang membuktikan hal ini. Dalam kitab tersebut dikatakan bahwa setelah Nabi Adam diciptakan dan ruh ditiupkan padanya, kemudian Allah mengajarkan padanya tentang tata cara berdoa. Dan doa pertama yang diucapkan oleh Nabi Adam adalah: 

“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”(QS.Al-Fatihah:6-7)

                Hal tersebut merupakan pengalaman tertama Nabi Adam berdoa. Keterikatan Nabi Adam sebagai manusia terhadap doa tidak berhenti di situ saja. Perasaan akan butuh Allah, butuh untuk berdoa itu terus menerus hadir dan diilhami dalam hatinya. Begitupun ketika Nabi Adam dan Hawa melakukan kekhilafan, melanggar larangan Allah agar tidak memakan buah khuldi. Kegigihan dan kelicikan iblis telah membuat hati mereka lemah dan lupa dengan peringatan Allah. Mereka pun memetik dan memakan buah khuldi yang dilarang oleh Allah Swt. Mereka berdua menyesal  dan memohon ampun pada Allah, Allah kemudian mengilhami keduanya untuk berdoa, yang kemudian diabadikan oleh Allah Swt dalam Al-Quran.
 
(23) "Ya Tuhan kami, kami Telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya Pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”.

                Demikianlah sejarah mencatat. Selanjutnya, doa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Semua Nabi dan Rasul tidak putus berdoa memohon campur tangan Allah dalam perjuangan dakwahnya. Tak satu pun para Nabi dan Rasul yang berlepas diri dari doa dan pertolongan Allah. Dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad saw, menyandingkan kerja keras serta perjuangannya dengan doa yang tiada putus-putus.
            Doa tidak hanya dikenal dalam Islam. Hampir semua manusia mengenal doa, tetapi kepada siapa doa itu ditujukan bergantung pada kepercayaan dan keyakinan mereka masing-masing. Manusia yang meyakini Tuhannya Allah, akan berdoa kepada Allah. Sementara itu, manusia tidak bertuhan pada Allah berdoa pada Tuhan yang mereka yakini. Ada berdoa pada gunung, batu, kayu, api, dan sebagainya. Intinya, semua manusia punya ritual dan kecendrungan berdoa. Doa merupakan kebutuhan rohani tersendiri bagi manusia.
            Membaca sajarah doa tadi terlihat jelas bahwa doa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Doa sudah memiliki umur sejarah yang hampir sama tuanya dengan umur sejarah kehidupan manusia itu sendiri. Doa merupakan tradisi, insting, keinginan, dan budaya yang diciptakan oleh Allah untuk menemani kecendirian, keputusasaan dan ketidakberdayaan manusia. Sehingga, dengan adanya melakukan ritual doa manusia senantiasa merasa memiliki harapan, kekuatan dan mengarungi beratnya beban hidup di dunia. Manusia merasa bahwa Tuhan tidak pernah menyia-nyiakan kehidupannya. Doa adalah harapan dan doa adalah kekuatan yang diberikan dalam bentuk pada diri manusia. (NS, 2002:1-4).